PSIKOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI DASAR DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG ANAK DI LINGKUNGAN PAUD

Masa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah periode emas perkembangan yang menentukan masa depan anak. Pada tahap ini, terjadi pertumbuhan pesat dalam aspek fisik, kognitif, sosial, emosional, dan bahasa. Karena itu, guru dan orang tua perlu memahami proses tumbuh kembang anak agar dapat mengenali sejak dini bila ada tanda keterlambatan atau penyimpangan. Di sinilah psikologi pendidikan berperan penting sebagai landasan dalam memahami dan mendeteksi gangguan tumbuh kembang anak.

Psikologi pendidikan membantu guru memahami karakteristik setiap anak yang unik. Tidak semua anak berkembang dengan kecepatan dan cara yang sama. Dengan memahami prinsip-prinsip psikologi, guru dapat mengenali perilaku yang perlu diwaspadai, seperti sulit fokus, keterlambatan bicara, atau hiperaktivitas berlebihan. Guru yang peka terhadap perbedaan ini dapat menyesuaikan metode pembelajaran dan memberi dukungan sesuai kebutuhan anak.

Penelitian Nesya dan Pujaningsih (2023) menunjukkan pentingnya peran tersebut. Dalam studinya di salah satu TK di Indonesia, ditemukan bahwa 1 anak kemungkinan mengalami penyimpangan perkembangan, 6 anak memiliki masalah perilaku dan emosional, serta 3 anak menujukkan gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Hasil ini menggambarkan bahwa gangguan tumbuh kembang cukup sering terjadi di lingkungan PAUD, tetapi sering tidak terdeteksi karena dianggap wajar.

Guru PAUD memiliki peran strategis dalam deteksi dini karena berinteraksi langsung dengan anak setiap hari. Melalui pengamatan, guru dapat mengenali tanda-tanda awal seperti anak yang menghindari kontak mata, sulit mengikuti instruksi, atau lebih suka menyendiri. Hasil pengamatan tersebut dapat menjadi dasar untuk berkoordinasi dengan orang tua maupun tenaga ahli agar gangguan tidak berkembang lebih lanjut.

Selain pengamatan perilaku, psikologi pendidikan juga menekankan pentingnya lingkungan belajar yang aman dan suportif. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pendamping emosional bagi anak. Ketika anak merasa diterima dan dipahami, mereka akan lebih mudah berkembang secara optimal. Dalam konteks ini, teori Vygotsky (1978) menegaskan bahwa perkembangan anak terjadi melalui interaksi sosial yang bermakna dengan lingkungan di sekitarnya. Artinya, deteksi dini perlu melibatkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan lingkungan sosial anak.

Selain itu, guru dapat memanfaatkan Daftar Cek Perkembangan Anak sebagai instrumen sederhana untuk menilai tahapan perkembangan anak. Apabila ditemukan keterlambatan, guru dapat memberikan stimulasi tambahan melalui kegiatan bermain yang menyenangkan dan edukatif.

Deteksi dini bukan untuk memberi label negatif, melainkan untuk membantu anak berkembang sesuai potensinya. Dengan pendekatan psikologi pendidikan yang empatik dan berbasis kebutuhan anak, guru dapat menjadi agen utama pencegahan masalah perkembangan. Anak yang memperoleh intervensi sejak dini berpeluang besar tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan mampu bersosialisasi dengan baik.

Dengan demikian, psikologi pendidikan berperan sebagai dasar ilmiah dan praktis dalam mendeteksi gangguan tumbuh kembang anak di PAUD. Guru yang memahami aspek psikologis anak tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menjaga kesejahteraan mental dan emosional mereka. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan tenaga profesional akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung setiap anak tumbuh sesuai potensinya.

Oleh: Nurmaliashofa (244223031) – Mahasiswa Semester 3 – Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Muhammadiyah Kuningan